Memperkenalkan Sejarah Pahlawan Nasional Pakubuwono X Bagi Peserta Didik Mi/Sd Di Indonesia

  • Siti Zulhaida UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Anis Fuadah Zuhri
Keywords: Pakubuwono X, kepribadian, peran-peran, nilai pendidikan

Abstract

Tujuan pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui: (1) Siapa itu Pakubuwono X; (2) Peran Pakubuwono X dalam sejarah Indonesia; (3) Usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Pakubuwono X dalam sejarah Indonesia.

Jurnal ini ingin membahas tentang Pakubuwono X sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Jurnal ini dibuat menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang digunkan dalam metode historis adalah (1) heuristik; (2) kritik; (3) interpretasi; dan (4) historiografi. Teknik pembuatannya dengan mengumpulkan data yang dilakukan melalui studi pustaka. Dalam studi pustaka, penulis berusaha mencari sumber-sumber yang relavan dengan tema yang dibahas. Setelah itu data-data tersebut dipelajari dan dianalisa sehingga menjadi sebuah tulisan. Sumber yang digunakan dalam pembuatan jurnal ini adalah sumber tertulis.

            Pakubuwono X adalah seorang raja pemimpin Kasunan Surakarta yang memerintah pada tahun 1893 sampai dengan 1939. Pakubuwono X merupakan anak dari Sinuhun Pakubuwono IX dan Kanjeng Ratu Pakubuwono. Berdasarkan dari sumber sejarah yang ada bahwa, kondisi politik yang dibangun oleh raja Pakubuwono X terdapat campur tangan oleh pemerintahan kolonial Belanda. Usaha raja Pakubuwono X dalam pembangunan politik yaitu dengan mendirikan sekolah-sekolah yang salah satunya bernama Mamba’ul Ulum pada tahun 1905.

            Banyak yang menanggap bahwa Sultan Pakubuwono X merupakan seorang raja yang hanya berkuasa di dalam lingkungan keraton saja. Sultan Pakubuwono X bukanlah seorang raja yang bebas sepenuhnya. Sultan Pakubuwono X merasa terikat dengan berbagai bentuk aturan sehingga jika beliau ingin pergi keluar dari keratonnya harus meminta izin terlebih dahulu oleh residen. Maka tidak aneh jika beliau lebih banyak mengembangkan politik simbolik dari pada politik substantif.

            Adanya dinamika politik lokal di Surakarta membuat raja Pakubuwono merangkul para nasionalis sebab merasa jengkel terhadap Belanda atas keikut campurannya dalam pemerintahan di Surakarta. Para nasionalis membuat gerakan untuk melawan Belanda salah satunya dengan adanya gerakan Budi Oetomo atau melalui gerakan perbaikan dalam ekonomi dan sosial seperti yang dilakukan oleh partai Sarekat Islam (SI).

References

D, L. G. (1990). Menjelang Revolusi Keraton dan Kehidupan Politik di Surakarta. Yogyakarta: UGM Pres.
Hawari, M. (2003). Politik Partai.Merentas Jalan Baru Perjuangan Partai Politik Islam. Bogor: Ide Pustaka.
Karno. (1990). Riwayat dan Falsafah Hidup Ingkang Sinuhun Sri Susuhunan Paku buwono X . Jakarta.
Kuntowjoyo. (1995). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pemberton, J. (2003). "Jawa" On The Subject Of Java. Terjemahan Hartono Hadikusumo. Yogyakarta: Mata Bangsa.
Pringgodigdo. (1994). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Purwadi, d. (2009). Sri Susuhunan Paku Buwono x Perjuangan, Jasa & Pengabdiannya untuk Nusa Bangsa. Jakarta: Bangun Jasa.
Ricklefs. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Pres.
Soeratman, D. (2000). Kehidupan Dunia Keeraton Surakarta. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
Badri Yatim. 1999. Soekarno, Islam, dan Nasionalisme. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Yayasan Banteng Budaya.
Kartini Karno. 1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo.
Roeslan Abdulghani. 1963.Penggunaan Ilmu Sejarah. Bandung: Prapanca.
Emulyasa. 2007.Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Koentjaraningrat. 1986. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Gramedia.
Published
2020-07-02
How to Cite
Zulhaida, S., & Zuhri, A. (2020). Memperkenalkan Sejarah Pahlawan Nasional Pakubuwono X Bagi Peserta Didik Mi/Sd Di Indonesia. El Banar : Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 3(1), 67-77. https://doi.org/10.54125/elbanar.v3i1.46